Kamis, 18 Agustus 2016

Sunmori Pesisir Kalianda, Lampung

Berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, laut Jawa dan Selat Sunda, provinsi Lampung memiliki pantai-pantai yang eksotis. Salah satu kawasan pantai yang elok itu bisa kita datangi di Kalianda, Lampung.
Dari pelabuhan Bakauheni, Kalianda berjarak 30 km ditempuh selama satu jam. Untuk mencapai kawasan pantai ini kita terlebih dulu melintas dan menanjak perbukitan. Disana kita tidak sendirian, ada banyak truk-truk pengangkut barang yang ikut berkendara di atas jalan yang lebar dan mulus itu.

pantai desa way muli
Pantai Kalianda terdiri dari banyak pantai yang saling menyambung jadi garis pantai sepanjang teluk Kalianda. Nama pantainya pun macam-macam, Pantai Embe, Pantai Sapenan, Pantai Bagus, Pantai Canti, Pantai Wartawan, Pantai Batu Lapis dan Pantai Condong. Pengelola pantai-pantai di Kalianda sebagiannya oleh pihak swasta dan sebagian lain oleh pemerintah dengan bantuan masyarakat setempat.
 pesisir pantai batu lapis
 Jika biasanya Anda ke pantai untuk menikmati keindahan laut dan pasirnya, Anda juga dapat menikmati sensasi keunikan lain. Fenomena unik yang terjadi di pantai ini adalah kepulan asap yang juga memancarkan air panas yang keluar dari bebatuan di sekitar pantai. Air bersuhu panas ini bahkan bersumber dari belasan titik mata air. Biasanya sumber air panas hanya ditemukan jauh dari pantai, tapi disini pengunjung dapat menikmati dua keindahan sekaligus, keindahan pantai dan fenomena unik air panasnya.
 pesisir pantai canti
Keindahan pancaran air panasnya bisa dinikmati ketika air pantai sedang surut saat pagi atau sore hari. Namun, ada satu hal penting yang tidak boleh Anda lupakan. Ya! jangan coba-coba mencelupkan kaki atau tangan ke sumber air panas ini sebab temperaturnya mencapai 80 hingga 100 derajat celcius. Sumber air panas perkirakan berasal dari anak Gunung Krakatau yang hingga kini masih aktif.
 pantai desa way muli wartawan
Fenomena unik yakni sumber air panasnya, menjadi daya tarik tersendiri. Air panas tersebut dipercaya oleh warga sekitar bisa mengobati berbagai jenis penyakit seperti dari rematik, alergi dan lainnya. Apabila Anda akan menyambangi pantai ini, cobalah membawa bahan makanan yang bisa direbus, Anda pun bisa menyantapnya langsung usai direbus di sumber air panasnya. Biasanya anak-anak nelayan akan membawa hasil perburuan mereka seperti ikan, udang dan telur untuk dimasak di pantai ini. Mereka lalu menikmati hasil tangkapan mereka sambil melihat pesona indahnya pantai. Anda pun tentu saja bisa melakukan hal yang sama, melakukan kegiatan memasak langsung dengan kompor alam Pantai Wartawan. Lebih unik lagi karena airnya tidak terasa asin meski berada di dekat pantai. Biasanya para wisatawan memanfaatkannya untuk membuat kopi.
 pantai desa jondong
Keunikan pantai ini memang hanya bisa dinikmati kala air sedang surut pada pagi atau sore hari. Jika sedang pasang tentu saja sumber air panas tadi akan tertutupi oleh air yang naik ke bibir pantai. Namun meski Anda kurang beruntung melihat fenomena pantai ini, Anda masih bisa menikmati lukisan indah alam pantai yang bisa dinikmati dari atas Bukit Botak yang letaknya tidak jauh dari sumber air panas. Panorama keindahan pantai bisa Anda nikmati dari atas bukit berketinggian 50 meter ini. Di bukit ini Anda juga dapat melihat goa dan berziarah ke makam Tubagus Sulaiman, beliau adalah seorang pendekar yang berasal dari Banten.
 gunung botak dan air panas
 tempat kami menginap desa jondong