Jumat, 06 Januari 2017

Menuju Telaga Sarangan, Magetan

Telaga sarangan merupakan sebuah danau yang cantik yang berada di dataran tinggi pegunungan, telaga sarangan ini juga dikenal dengan julukan Telaga Pasir , yag merupakan telaga alami yang berada di ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut, yang berlokasi di lereng gunung lawu, magetan, telaga ini memiliki luas sekitar 30 hektar dan kedalaman 28meter, selain pesona keindahan yang dipancarkan telaga ini juga memberikan kesejukan yang mampu membuat pengunjung betah dan nyaman saat berada di telaga tersebut, telaga sarangan ini mampu menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya dan merupakan wisata andalan kabupaten magetan.
 
Tugu Sarangan
Seperti namanya, tempat wisata ini berwujud telaga dengan fasilitas yang ditawarkan yaitu speed boat. Anda bisa mengelilingi Telaga Sarangan dengan sensasi tersendiri. Jaraknya 16 Km dari Pusat Kota Magetan. Yah, tempat ini memang sudah begitu populer karena pemandangannya yang menakjubkan serta fasilitas yang mendukung. Dan buat anda pecinta kuliner, maka ada baiknya anda coba sate kelinci di sekitar Telaga Sarangan. Dijamin anda tidak akan kecewa kalau sudah berkunjung kesini.
 
 Pemandangan dari atas Villa
 Jalan menuju Bumi Perkemahan
 Jalan menuju lokasi
 Pemandangan Villa sekitara lokasi
 
 Sampe lokasi harus nyobain speed boat

 Wisata danau yang eksotis ini berlokasi di kecamatan plosoan tepatnya di lereng gunung lawu, kabupaten magetan, jawa timur, Indonesia. Jika daripusat kota magetan kurang lebihnya berjarak 16kilometer arah barat.
  Narsis lagi..

Telaga Sarangan juga disebut sebagai telaga pasir.
Konon, menurut cerita turun temurun di masyarakat setempat, telaga yang berada di Kecamatan Plaosan, Magetan, Jawa Timur ini dibuat oleh Kyai Pasir dan Nyai Pasir.
Dua tokoh inilah yang kemudian dimitoskan masyarakat setempat sebagai cikal bakal terbentuknya Telaga Sarangan.

Salah satu pengunjung Telaga Sarangan, Prijanta, ketika ditanya ihwal terbentuknya Telaga Sarangan membenarkan adanya mitos Kyai Pasir dan Nyai Pasir.
Menurut warga Tawangmangu, Karanganyar ini, kedua sosok itu sudah sangat melegenda di balik terbentuknya Telaga Sarangan. “Berdasarkan cerita-cerita di masyarakat, Kyai Pasir dan Nyai Pasir ini mendadak berubah menjadi naga raksasa ketika memakan sebutir telur di kebunnya,”.
Lantaran merasa tubuhnya panas dan gatal-gatal usai memakan telur, lanjut Prijanta, dua ekor naga itu pun menggerus-gerus pasir dan berguling-guling tanpa henti.
Lama kelamaan, gerusan pasir oleh dua naga raksasa raksasa Kyai Pasir dan Nyai Pasir membentuk sebuah cekungan besar. Di waktu bersamaan, muncullah berbagai sumber mata air yang mengisi cekungan.
“Nah, cekungan inilah yang kemudian diyakini masyarakat sampai sekarang sebagai Telaga Sarangan,” paparnya.
Sekedar diketahui, Telaga Sarangan memiliki luas sekitar 30 hektare dengan udara yang sangat dingin. Tak jarang, objek wisata ini diselimuti kabut tebal yang membuat panorama telaga terasa samar dan kian mistis.