Berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, laut Jawa dan Selat
Sunda, provinsi Lampung memiliki pantai-pantai yang eksotis. Salah satu
kawasan pantai yang elok itu bisa kita datangi di Kalianda, Lampung.
Dari pelabuhan Bakauheni, Kalianda berjarak 30 km ditempuh selama
satu jam. Untuk mencapai kawasan pantai ini kita terlebih dulu melintas
dan menanjak perbukitan. Disana kita tidak sendirian, ada banyak
truk-truk pengangkut barang yang ikut berkendara di atas jalan yang
lebar dan mulus itu.
pantai desa way muli
Pantai Kalianda terdiri dari banyak pantai yang saling menyambung
jadi garis pantai sepanjang teluk Kalianda. Nama pantainya pun
macam-macam, Pantai Embe, Pantai Sapenan, Pantai Bagus, Pantai Canti, Pantai Wartawan, Pantai Batu Lapis dan Pantai Condong. Pengelola pantai-pantai di Kalianda sebagiannya oleh
pihak swasta dan sebagian lain oleh pemerintah dengan bantuan
masyarakat setempat.
pesisir pantai batu lapis
Jika biasanya Anda ke pantai untuk menikmati keindahan laut dan pasirnya,
Anda juga dapat menikmati sensasi keunikan lain. Fenomena unik yang
terjadi di pantai ini adalah kepulan asap yang juga memancarkan air
panas yang keluar dari bebatuan di sekitar pantai. Air bersuhu panas ini
bahkan bersumber dari belasan titik mata air. Biasanya sumber air panas
hanya ditemukan jauh dari pantai, tapi disini pengunjung dapat
menikmati dua keindahan sekaligus, keindahan pantai dan fenomena unik
air panasnya.
pesisir pantai canti
Keindahan pancaran air panasnya bisa dinikmati ketika air pantai
sedang surut saat pagi atau sore hari. Namun, ada satu hal penting yang
tidak boleh Anda lupakan. Ya! jangan coba-coba mencelupkan kaki atau
tangan ke sumber air panas ini sebab temperaturnya mencapai 80 hingga
100 derajat celcius. Sumber air panas perkirakan berasal dari anak
Gunung Krakatau yang hingga kini masih aktif.
pantai desa way muli wartawan
Fenomena unik yakni sumber air panasnya, menjadi daya tarik tersendiri.
Air panas tersebut dipercaya oleh warga sekitar bisa mengobati berbagai
jenis penyakit seperti dari rematik, alergi dan lainnya. Apabila Anda
akan menyambangi pantai ini, cobalah membawa bahan makanan yang bisa
direbus, Anda pun bisa menyantapnya langsung usai direbus di sumber air
panasnya. Biasanya anak-anak nelayan akan membawa hasil perburuan mereka
seperti ikan, udang dan telur untuk dimasak di pantai ini. Mereka lalu
menikmati hasil tangkapan mereka sambil melihat pesona indahnya pantai.
Anda pun tentu saja bisa melakukan hal yang sama, melakukan kegiatan
memasak langsung dengan kompor alam Pantai Wartawan. Lebih unik lagi
karena airnya tidak terasa asin meski berada di dekat pantai. Biasanya
para wisatawan memanfaatkannya untuk membuat kopi.
pantai desa jondong
Keunikan pantai ini memang hanya bisa dinikmati kala air sedang surut
pada pagi atau sore hari. Jika sedang pasang tentu saja sumber air panas
tadi akan tertutupi oleh air yang naik ke bibir pantai. Namun meski
Anda kurang beruntung melihat fenomena pantai ini, Anda masih bisa
menikmati lukisan indah alam pantai yang bisa dinikmati dari atas Bukit
Botak yang letaknya tidak jauh dari sumber air panas. Panorama keindahan
pantai bisa Anda nikmati dari atas bukit berketinggian 50 meter ini. Di
bukit ini Anda juga dapat melihat goa dan berziarah ke makam Tubagus
Sulaiman, beliau adalah seorang pendekar yang berasal dari Banten.
gunung botak dan air panas
tempat kami menginap desa jondong